1. Sleep apnea, jenis gangguan tidur di
mana orang berhenti bernapas untuk sesaat ketika tidur dan dapat
menyebabkan meningkatnya kebutuhan tidur karena membuat siklus tidur
normal terganggu. Penderita akan merasa lelah dan lemas meski telah
tidur selama 10 jam. Gangguan pernapasan mulai terjadi karena dinding
tenggorokan cenderung berhenti beraktivitas, sementara individu sedang
dalam kondisi bersantai (tidur). Akibatnya, aliran udara di dalam tubuh
berhenti dan seketika individu tersebut terbangun untuk bernapas.
2.
Narcolepsy, masalah neurologis yang menyebabkan tidur berlebihan.
Narcolepsy memengaruhi bagian otak yang mengontrol dan mengatur tidur.
Penderita (narcolepsy) gagal untuk mengidentifikasi dan membedakan waktu
tidur dengan waktu untuk tetap terjaga. Penderita dapat tertidur di
mana saja dan kapan saja.
3. Stres dan depresi. Dua hal ini
memang harus dihindari karena dapat menyebabkan banyak gangguan
kesehatan jiwa, juga mental, tak terkecuali oversleeping.
4.
Kelelahan. Kelelahan akibat bekerja terlalu keras, gangguan tidur,
kehamilan, atau kekurangan tidur merupakan salah satu penyebab utama
oversleeping. Ketika merasa lelah, kamu cenderung memutuskan tidur lebih
lama, bahkan lebih dari sembilan jam, untuk mencoba agar segar kembali.
Lantas, apa saja dampaknya bagi kesehatan?
1.
Diabetes. Penelitian menunjukkan, orang yang tidur lebih dari sembilan
jam tiap malam berisiko 50 persen lebih besar terkena diabetes
dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh jam per malam. Penelitian
juga menemukan, oversleeping dapat mengindikasikan gangguan medis yang
meningkatkan kemungkinan pengaruh diabetes.
2. Obesitas.
Penelitian menunjukkan, mereka yang tidur selama 9-10 jam tiap malam 21
persen lebih mungkin mengalami obesitas daripada mereka yang hanya tidur
selama 7-8 jam.
3. Sakit jantung. Sebuah penelitian menunjukkan,
wanita yang tidur selama 9-11 jam tiap malam 38 persen lebih mungkin
terkena penyakit jantung koroner.
4. Sakit kepala. Para peneliti
meyakini, sakit kepala bisa merupakan efek dari oversleeping. Mereka
yang tidur terlalu lama pada siang hari sering mengalami gangguan ketika
hendak tidur pada malam harinya sehingga menyebabkan timbulnya sakit
kepala pada keesokan hari.
5. Nyeri punggung. Ketika kamu
berbaring di tempat tidur selama berjam-jam, sering kali timbul nyeri
pada punggung. Orang yang menderita sakit punggung atau rentan terhadap
sakit punggung pun dianjurkan dokter untuk tetap aktif bergerak, tidak
sering berbaring atau tiduran.
6. Ini akibat paling parah:
Kematian !!! Beberapa penelitian menemukan, orang yang tidur sembilan
jam atau lebih tiap malam memiliki tingkat kematian lebih tinggi
daripada mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam per malam. Para
peneliti berspekulasi, depresi dan rendahnya status sosial ekonomi (juga
dikaitkan dengan tidur lebih lama) dapat dihubungkan dengan
meningkatnya mortalitas (kematian).
Jadi, bagaimana cara mengatasi oversleeping? Simak tipsnya:
1.
Pilih nada atau suara alarm yang tepat. Memilih suara yang tepat
penting artinya untuk mengembalikan kamu ke realitas, bahkan dari tidur
yang paling dalam.
2. Jangan tergoda untuk tidur ringan atau
snooze setelah terbangun. Hindarilah penggunaan tombol snooze pada alarm
karena hanya akan mengacaukan jadwal alarm tidur kamu.
3.
Pertahankan jadwal tidur secara teratur. Buatlah kebiasaan yang membuat
tubuh kamu teratur untuk beristirahat dan kembali siap untuk
beraktivitas pada hari berikutnya. Rencanakan program aktivitas hingga
larut hanya pada saat kamu bebas dari tenggat pada keesokan harinya.
4.
Berkonsultasi dengan dokter. Temuilah dokter jika kamu mengalami gejala
oversleeping kronis. Hal itu penting untuk mengetahui gangguan atau
penyakit yang menyebabkan kamu mengalami oversleeping.
Bagaimanapun, semua tips di atas tidak akan berhasil bila kamu tetap bertahan dengan satu-satunya penyebab, yaitu: Malas !!! :P
0 komentar:
Posting Komentar